top of page

Insidensi dan Profil Penyakit Psoriasis di RS Martha Friska Multatuli Medan Periode Januari-Desember


Insidensi dan Profil Penyakit Psoriasis di RS Martha Friska Multatuli Medan Periode Januari-Desember 2022 Sumber: Medicinus Vol. 36 ISSUE 2, AUGUST 2023 Viktoria Thanita RS Martha Friska Multatuli, Medan

Abstrak Latar Belakang: Psoriasis merupakan suatu gangguan imunologi yang diturunkan secara genetik, dan bersifat kronis residif. Karakteristik penyakit psoriasis berupa perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis. Mekanisme peradangan kulit melibatkan berbagai cytokine, chemokine, maupun growth factor yang mengakibatkan gangguan regulasi keratinosit, sel radang, dan pembuluh darah. Tujuan: Mengetahui insidensi dan profil pasien psoriasis di RS Martha Friska Multatuli Medan periode Januari-Desember 2022. Metode: Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional retrospektif, di mana dilakukan pengumpulan data rekam medis dari RS Martha Friska Multatuli Medan. Hasil: Karakterisitik pasien psoriasis yaitu sebagian besar adalah pasien lama sebanyak 42 kasus (65,63%), dengan jumlah pasien berjenis kelamin perempuan lebih besar sebanyak 33 orang (51,57%). Berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) pasien, kejadian psoriasis terbanyak ditemukan pada pasien dengan IMT >24,9; yaitu sebanyak 34 orang (53,14%). Berdasarkan distribusi usia, kasus terbanyak menyerang kelompok usia >60 tahun, yaitu sebanyak 26 orang (40,64%). Kata kunci: psoriasis, imunologi, insidensi

Abstract Background: Psoriasis is a chronic, recurrent, inherited immunologic disorder. Psoriasis is characterized by changes in epidermal cell growth and differentiation. The mechanism of skin inflammation involves the activation of cytokines, chemokines, and growth factors that results in impaired regulation of keratinocytes, inflammatory cells, and blood vessels. This study aimed to evaluate incidence and profile of psoriasis patients at Martha Friska Multatuli Hospital, Medan, in January-December 2022. Method: This is a descriptive study using retrospective, cross-sectional design, where data collection is carried out from the medical record data of Martha Friska Multatuli Hospital. Results: Most of psoriasis cases (42 cases; 65.63%) in Martha Friska Multatuli Hospital is existing patients. Psoriasis was reported to be more prevalent in women (33 cases; 51.57%). Based on body mass index (BMI), psoriasis was found the most in those whose BMI <24,9 (34 case; 53.14%). Based on age, psoriasis was found the most in elderly (>60 years) with 26 cases (40.64%). Keywords: psoriasis, immunology, incidence

PENDAHULUAN Psoriasis merupakan suatu gangguan imunologi yang diturunkan secara genetik, dan bersifat kronis residif. Karakteristik penyakit psoriasis berupa perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis. Lesi berupa plak eritematosa berskuama berlapis berwarna putih keperakan dengan batas yang tegas. Tidak hanya bentuk klinis yang terdapat di kulit, psoriasis dapat juga disertai manifestasi vaskular, kuku, membran mukosa, sendi, yang juga diduga akibat adanya pengaruh sistem saraf. Mekanisme peradangan kulit melibatkan berbagai cytokine, chemokine, maupun growth factor yang mengakibatkan gangguan regulasi keratinosit, sel radang, dan pembuluh darah, sehingga lesi berskuama berlapis dan tampak menebal. IL-22 dan IL-17A seperti juga chemokine CCR6 dapat menstimulasi timbulnya reaksi peradangan pada psoriasis. Banyaknya pengeluaran berbagai efek mediator seperti granulocyte macrophage colony-stimulating factor (GMC-SF), EGF, IL-1, IL-6, IL-8, IL-12, IL-17, IL-23 dan tumor necrosis factor alpha, mengakibatkan proliferasi keratinosit normal menjadi lebih cepat. Proliferasi keratinosit normal umumnya membutuhkan waktu sekitar 311 jam, namun pada pasien psoriasis proses ini berubah menjadi 36 jam dan produksi harian keratinosit menjadi 28 kali lebih banyak dibandingkan epidermis normal. Keratinosit juga berperan membuat pembuluh darah berdilatasi, serta mengalami angiogenesis dan hipermeabilitas vaskular. Hal ini disebabkan karena keratinosit mengeluarkan vascular endothelial growth factor (VEGF) dan vascular permeability factor (VPF).1,2

Klasifikasi terjadinya penyakit psoriasis menurut Henseler dan Christophers dibagi menjadi dua tipe, di mana disebut tipe 1 bila onset penyakit terjadi sebelum usia 40 tahun, erat kaitannya dengan faktor genetik, dan berasosiasi dengan HLA-CW6, HLA-DR7, HLA-B13; serta HLA-BW57; dengan fenotipe yang lebih parah dibandingkan tipe 2. Sedangkan psoriasis tipe 2 adalah psoriasis yang terjadi setelah usia 40 tahun.1,2

Terdapat beberapa faktor pencetus psoriasis yang telah diketahui seperti faktor kimiawi, mekanik, dan termal yang dapat memicu terjadinya psoriasis melalui mekanisme Koebner, misalnya garukan, abrasi superfisial, reaksi fototoksik, atau pembedahan. Ketegangan emosional juga dapat menjadi faktor pencetus yang mungkin diperantarai mekanisme neuroimunologis.1,2

Insidensi penyakit psoriasis di Indonesia dilaporkan beragam. Data yang didapat pada penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar, Bali, dari total 70 kasus selama periode Januari 2012-Desember 2014 didapati sebanyak 22 kasus pada tahun 2012; 21 kasus pada tahun 2013; dan 27 kasus pada tahun 2014.3 Pada penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pendidikan Prof. Dr. R.D. Kandou, Manado, periode Januari 2013-Desember 2015 didapati hasil di mana persentase kasus psoriasis yang dijumpai di rumah sakit tersebut pada tahun 2013 sebanyak 3,77%; tahun 2014 sebanyak 6,09%; dan tahun 2015 sebanyak 6,56%.4 Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Sanglah, Denpasar Bali, periode Januari 2018-Desember 2019 melaporkan sebanyak 25 kasus pada tahun 2018 dan 28 kasus pada tahun 2019.5 Belum pernah dilakukan pendataan mengenai insidensi dan profil kasus psoriasis di RS Martha Friska Multatuli, Medan.

Tujuan Mengetahui insidensi dan profil pasien psoriasis di RS Martha Friska Multatuli periode Januari-Desember 2022.

Metode Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross-sectional retrospective, di mana dilakukan pengumpulan data dari rekam medis RS Martha Friska Multatuli. Penelitian dilakukan di RS Martha Friska Multatuli, Medan, pada Februari-Maret 2023. Populasi target yaitu semua pasien yang menderita psoriasis. Populasi terjangkau pada penelitian ini yaitu semua pasien psoriasis yang berada di RS Martha Friska Multatuli pada periode Januari-Desember 2022. Sampel penelitian adalah semua pasien psoriasis yang terdapat pada data rekam medis RS Martha Friska Multatuli pada periode studi yang ditetapkan. Cara pemilihan sampel pada penelitian dilakukan dengan metode total sampling. Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan secara manual.

HASIL

Tabel 1. Profil penyakit Psoriasis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Martha Friska Multatuli Periode Januari-Desember 2022

Dari tabel 1, didapati karakterisitik pasien lama sebanyak 42 kasus (65,63%) dibandingkan pasien baru sebanyak 22 kasus (34,47%). Berdasarkan jenis kelamin, psoriasis lebih banyak dilaporkan pada perempuan yaitu 33 orang (51,57%) dibandingkan laki-laki yaitu 31 orang (48,43%). Berdasarkan indeks massa tubuh (IMT), kasus psoriasis paling banyak terjadi pada mereka yang memiliki IMT >24,9 yaitu sebanyak 34 orang ( 53,14%). Berdasarkan distribusi usia, kasus terbanyak psoriasis terjadi pada kelompok usia lanjut (>60 tahun) yaitu sebanyak 26 orang (40,64%).

PEMBAHASAN Insidensi psoriasis di RS Martha Friska Multatuli kota Medan periode Januari-Desember 2022 adalah sebanyak 64 orang, dengan proporsi kunjungan pasien lama lama sebanyak 42 orang. Hal ini berkaitan dengan sifat psoriasis sendiri, yakni penyakit kronis residif. Berdasarkan hasil penelitian ini, jenis kelamin perempuan (51,57%) lebih banyak menderita psoriasis dibandingkan laki-laki (48,43%). Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Indira (2018), di mana penyakit psoriasis dilaporkan lebih banyak menyerang laki-laki (64,29%) dibandingkan perempuan (35,71%).5

Berdasarkan indeks massa tubuh (IMT), kasus terbanyak psoriasis ditemukan pada pasien dengan IMT >24,9. Hal ini dikaitkan ketidakseimbangan penanda stres oksidatif dan antioksidan yang berpengaruh pada kondisi sistemik. Kulit penderita psoriasis mengasilkan reactive oxygen species (ROS) dan hasil pembebasan anion superoxide. Pada tingkat sel, pasien psoriasis mengalami ketidakseimbangan penanda stres oksidatif dan antioksidan. Selanjutnya, psoriasis juga menyebabkan stres oksidatif melalui hubungan penurunan kadar asam folat, peningkatan kadar homocysteine, dan perubahan apolipoprotein melalui hasil produk stres oksidatif seperti malondialdehyde serta LDL-teroksidasi yang merupakan salah satu substansi pembentuk profil lipid seperti: kolesterol, trigliserida, kolesterol LDL, kolesterol VLDL, dan kolesterol HDL. Semua kondisi tersebut mengakibatkan perubahan pada profil lipid, serta menimbulkan efek pleiotropik pada berbagai proses seperti angiogenesis, persinyalan insulin, adipogenesis, metabolisme lipid, trafficking sel imun, dan proliferasi epidermal, yang mengakibatkan derajat keparahan psoriasis bertambah. Selanjutnya, metabolik inflamasi kronis Th-1 dan Th-17, angiogenesis, dan hiperproliferasi epidermal pada psoriasis memiliki kecenderungan memengaruhi kondisi lain seperti sindrom metabolik. Sebaliknya, molekul dan hormon inflamasi yang dihasilkan dalam kondisi sindrom metabolik tersebut juga memengaruhi patogenesis psoriasis dan diduga dapat meningkatkan keparahan psoriasis.6

Adapun berdasarkan kelompok umur, psoriasis lebih banyak menyerang mereka yang berusia lanjut (>60 tahun). Hal ini dikaitkan dengan adanya akumulasi beragam faktor pencetus baik kimiawi, mekanik, dan termal, yang dapat memicu psoriasis melalui mekanisme Koebner. Ketegangan emosional juga dapat menjadi faktor pencetus yang mungkin diperantarai mekanisme neuroimunologis.

KESIMPULAN Insidensi dan profil penyakit psoriasis di RS Martha Friska Multatuli kota Medan Periode Januari-Desember 2022 didapati sebagai berikut :

  1. Jumlah pasien yang datang dalam kurun waktu Januari-Desember 2022 adalah sebanyak 64 orang, sebagian besar pasien lama, dengan profil pasien perempuan sebanyak 33 orang (51,57%) dan laki-laki sebanyak 31 orang (48,43%).

  2. Penyakit ini paling banyak menyerang usia >60 tahun (40,6%).

  3. Terdapat 3 kasus di mana tidak dilakukan pengukuran indeks massa tubuh IMT, dan kasus terbanyak terjadi pada kelompok pasien dengan IMT >24,9 sebanyak 34 orang (53,14%).

DAFTAR PUSTAKA

  1. Menaldy SL, Bramono K, Indriatmi W, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 7. Jakarta: Kedokteran Universitas Indonesia; 2017.

  2. Kang S, Amagai M, Cruckner AL, Enk AH, Margolis DJ, McMichael AJ, Orringer JS. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 9th New York: McGraw-Hill Companies; 2019.

  3. Alviariza A, Widiawati S. Incidence and charactersitic of psoriasis patients at Sanjiwani Gianyar Regional Hospital 2-19-2019. Maja Kes Indonesia 2021.\;2(1):25-8.

  4. Boham MP, Suling PL, Pandeleke HE. Prodil Psoriasis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013-Desember 2015. e-Cl 2016;4(2):1-7.

  5. Dewi DAPN, Indira IGAAE. Insiden Dan Profil Psoriasis Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Periode Januari 2012-Desember 2014. E-Jur Med 2018;7(9):1-7.

bottom of page